My KGSP Journey: The Beginning

Counting down to my departure date yang tinggal 13 hari lagi, I refuse to stay. Instead, I am in Manadoooo now! Yeay!

Setelah menerima pengumuman KGSP tanggal 16 Januari, gue masih merasa gak yakin dan ada peluang untuk trolled, tertipu, tiba-tiba error atau apa sampe akhirnya gue dapet tiket Jakarta-Incheon. Akhirnya, sekarang semua sudah pasti.

So I feel like now is a good time to recount on my journey. My KGSP Timeline.

Gue tau KGSP sejak lama, dan selalu pengen daftar tapi ga berani say it out loud karena aturan dari nyokap gue kalo mau kuliah di luar negeri harus full termasuk biaya hidup TAPI di negara bebas visa. As we know, Korea gak bebas visa. Pertimbangan doi sederhana, biar gampang dikunjungin. So gue selalu bilang gue mau kuliah di Singapur tapi kemudian kereject setelah bermimpi sejak kelas 10.

Kemudian nyasarlah gue di UGM, pelarian cadangan gue. Kalau gue harus memilih PTN di Indonesia, undoubtedly gue bakal pilih UGM. Tapi ternyata, kuliah disini sama mudahnya dengan tes masuknya. No, I'm not being sarcastic here. Semua serba mudah, workload super ringan, diskusi bersama teman sering kali ga berbobot... Gue gak betah. Gue kuliah mau belajar, bukan mau ngomongin kuliah parkir dimana, coba resto apa, balik kelas jalan kemana.

Akhirnya, gue lebih fokus mengejar mimpi lain selama di UGM. Saat gue menulis post 'Dilemma', harusnya gue mengerjakan tugas kuliah, tapi gue malah finalized berkas KGSP-U gue dan bolos keesokan harinya karena ngantuk.

Gue kirim berkas via pos 1 minggu sebelum deadline. Hampir 2 minggu setelah pengumpulan berkas ditutup, gue belum dapat kabar juga. It was a dark afternoon. Gue udah nangis mikir gak keterima dan udah drama banget sama Tyas. Gue ngerasa heartbroken banget soalnya gue udah pake segala macam kesaktian gue di berkas-berkas itu. Dari mensiasati sudut pandang recommendation letter, wording penuh ambisi dipersonal statement, sampai study plan yang terdengar super organized. So on that faithful day kira-kira 2 minggu setelah deadline, gue tiba-tiba dapat telpon dari embassy dan diminta untuk menghadiri tahap wawancara KGSP-U. Gue agak kaget dan surprised, sehingga pertanyaan gue saat itu adalah, "Boleh minta surat undangannya gak karena saya lagi UTS?" tapi mas-masnya bilang gak bisa. Yasudah.

Langsung BBM Ibu. Gue inget BBM gue saat itu panjang banget, bukan karena terlalu senang atau apa, tapi karena gue harus bolos UTS dan gue harus minta Ibu beliin tiket pulang-pergi Yogya-Jakarta-Yogya dalam waktu kurang dari 1 minggu...

Ibu bilang "Terserah, Kakak pikirin aja baik-baik"
As usual, keputusan tetap (selalu) di tangan gue mau ikut UTS kek, cabut kek, Ibu dan Bapak gak pernah ikut campur. Wawancara diadakan hari Rabu, 22 Oktober di Jakarta sedangkan gue udah beli tiket balik ke Bogor dari Yogya hari Jumat, tanggal 24 Oktober. Sialnya, Kamis dan Jumat itu ada UTS jadi gak bisa bablas aja.

Gue akhirnya balik ke Bogor tanggal 21 Oktober setelah UTS hari itu. Besoknya, dihari interview, gue bawa 1 backpack karena langsung berencana balik ke Yogya. But interview was not as smooth as silk. Gue gatau dimana embassy Korea selain 'Jalan Gatot Subroto', Pas nanya Ibu, "Jalan Gatot Subroto sebelah mana?! Panjang tau!"

Akhirnya I decided to just go lah. Berangkat awal naik kereta, turun Stasiun Cawang terus sambung TransJakarta. Takut kelewatan, gue turun di Halte Pancoran Barat. Harusnya sih Tegal Parang aja. Gue udah jalan ke arah yang benar (Hero) sampe akhirnya gue sadar gue belum bawa foto dan fotokopi Ijazah. Tanya satpam Hero, katanya adanya di sebrang. Terpaksa manjat jembatan penyebrangan lagi dan sesampainya di tempat print dan fotocopy, gue banjir keringat karena tempatnya sangat engap.

Dari sana gue jalan ke Kedutaan. Basah dengan keringat dan rambut dijepit macem mau mandi. Sampai kedutaan, langsung diarahkan untuk menunggu di ruangan yang macem ruang tamu kantor Ibu dan sudah ada 3 atau 4 kandidat lain. Semuanya super tegang dan diem. Gue berusaha 'asik' tapi tetep aja rasanya kok tegang semua hahahaha. Anyway, obrolan jadi cair saat Elvira, salah satu kandidat yang ternyata co-president SEALNet Medan datang. (update: cuma dari beberapa jam tunggu interview, kita masih berteman sampai sekarang, padahal gue di Seoul dia di Tokyo. Jangan tegang-tegang makanya!)

Kami menunggu cukup lama dengan asupan snack dan lunch yang melimpah. Setelah tiba waktunya, kami diberi kutipan artikel dan diminta mempersiapkan pendapat tentang artikel itu. I did not expect this sih but okay lah. It wasn't hard tho.

Gue mendapat giliran wawancara ketiga. Ada 3 interviewers, 2 orang Korea dan 1 orang Indonesia. It was okay tapi saat ditanya Ibu setelahnya, gue bilang gue merasa gue gak bercerita cukup banyak tentang diri gue. Tapi impressionnya cukup baik dan gue gak nervous juga saat itu (I ALWAYS LOVE INTERVIEEEEW). Katanya sih akan diberi tahu seminggu kemudian mengenai hasilnya.

Setelah beres, gue langsung ke bandara dengan keadaan belom punya tiket karena semua abis. Akhirnya terbelilah tiket ultra-expensive Jakarta-Yogya seharga 1.2 juta karena gak ada pilihan lain dan itu ekonomi... Agak kesel dan that's when I thought I should really get the scholarship. W udah gak punya muka atuh bolos UTS, buang duit tiket eh terus gak jadi cabut juga :( hahaha

Hari Jumatnya, atau 2 hari setelah interview, gue ditelpon oleh pihak Kedutaan saat baru landing di Halim, Jakarta dari Yogya. Suaranya gak gitu jelas, yang jelas mereka verifikasi alamat rumah gue. Lalu minta pasfoto juga karena belum gue sertakan di aplikasi (hasil print dihari wawancara sia-sia karena kualitasnya jelek). Akhirnya hari Senin pagi, gue anter sendiri pasfoto tersebut ke kedutaan dan bertemu liaison KGSP. Prosesnya cuma... 5 menit tapi naik APTB Bogor-Jakarta-Bogor bolak-baliknya 2 jam :))))

Balik dari Kedutaan, gue lunch sama Lucy di Botani Square, tempat terfamous di Bogor dengan sinyal HP super jelek. That's when I received another call dari kedutaan. Gue langsung loncat turun kebawah, berusaha mencari sinyal saat melihat caller IDnya. Masnya confirm gue kuliah dimana, kok tadi bisa anter foto, emang rumahnya dimana and all that stuff. Tapi inti dari teleponnya adalah gue loloooos! Yeay so happy tapi my voice did not reflect that hahaha. I think I sounded super formal. I asked siapa lagi yang kepilih, mas liaisonnya cuma bilang "Itu saja yang bisa saya beritahu."

Duduuums.

Proses berikutnya adalah menunggu informasi bahwa kita lolos di website studyinkorea.go.kr
Rasanya lamaaa banget gak ada kabar apa-apa. Saat hari H pengumuman pun malah diundur 5 hari. Sabaaar.

Setelah itu, semua berjalan sesuai timeline yang diposting. Gue cuma diminta melengkapi Form 7 (Kesehatan) dan scan passport. Sempet takut karena harus rontgen dada dan gue lagi batuk 2 bulan gitu. Waktu mau ke US tahun lalu juga batuk berkepanjangan gitu entah kenapa. Untungnya, hasilnya semua baik.

Kemudian proses berlanjut ke menunggu kabar dari universitas. Ini yang paling menegangkan. Gue pilih univ yang terbilang OK semua. Korea University, Hanyang University dan Sungkyunkwan University. Gue takut banget kalo gak ada yang mau nerima gue karena nilai SMA gue jauh dari fabulous untuk standar Indonesia. Mana pengumumannya bertepatan dengan hari terakhir UAS pula. Artinya gue harus dengan ikhlas mengikuti UAS dulu hahaha.

Gue gak dikontak sama sekali kecuali dari Hanyang yang minta gue untuk interview. Kirain bakal gimana taunya interviewnya cuma.. 4 menit saja.

Tibalah pada hari pengumuman, 2 Januari 2015. Gue lagi UAS Indonesian Foreign Policy dan karena alasan deg-degan gue selalu mengantongi HP hari itu. Ditengah UAS gue ke toilet dan pas di toilet, that one faithful email tibaaa! Korea University nerima gue!

Seperti yang diduga, gue langsung flunk UAS gue and I don't really care about it anymore. Nilai gue untuk mata kuliah itu B- HAHAHA. Lah UASnya cuma ngerjain separo.

Hanyang juga nerima gue beberapa jam kemudian di hari yang sama. Sungkyunkwan belum email gue sampe 4 hari kemudian tapi gue jadi super yakin bakal keterima dan pas pulang UAS, kebetulan keluarga gue masih di Yogya semua dan gue langsung bilang sama Ibu kalo gue keterima tiga-tiganya.

Was she happy? No. Bapak malah langsung warned gue kalo Ibu tuh gak setuju lalala. Bahkan sampe Ibu pulang disore harinya, Ibu keliatan pusing banget mikirin gue ke Korea. Gak ada kata "Congrats! I am proud of you" atau sebagainya, malah nanya "Yakin gak Jepang aja? Gak Amerika aja?"

Lah gimana sih udah dapet kok disuruh cari lagi...

Dilema belum usai karena berikutnya I spent the next week deciding which university to attend. Pertama gue tanya temen Malaysia gue yang kuliah di Inha, lalu gue tanya grantee KGSP taun lalu, terus endless googling dan email admission officenya langsung mengenai benefit yang akan gue dapat.

Pertimbangan gue saat itu:

1. Korea University
Big name, fabulous reputation. Best Business school. Tapi apa gue kuat? Jangan-jangan gue cuma jadi ampasnya aja.

2. Hanyang University
Holistic. Lebih banyak aktivitas yang menarik. Tapi terus apa? Apa yang gue cari disana?

3. Sungkyunkwan University
Gak kalah bagus. Ngasih free dorm. Google bilang, disana banyak mahasiswa internasional. Tapi kalo cuma itu, kenapa gak sekalian yang terbaik aja pilihnya? Toh stressnya beda tipis. Ke Korea cari pendidikan apa cari asrama gratis? (sejujurnya cari duaduanya sih, ya gak...)

Tyas sampe pusing liat kelakuan gue selama seminggu itu karena selalu galau, selalu ngomongin pilih yang mana tapi gak kunjung memutuskan juga. Akhirnya di H-1 gue pake cara ekstrim. Undian kertas. I vowed kalau ada universitas yang keluar 3x berturut-turut, berarti gue pilih yang itu. Ternyata Korea University keluar 4x berturut-turut. Yasudah pilih itu saja. HAHAHA.

Tanggal 9 Januari, gue email decision gue. Tanggal 16, final announcement di publish dan gue bakal ditempatkan di Ewha Woman's University untuk belajar Korean! Letaknya super strategis dan cuma 2 stasiun dari Hongdae, daerah yang udah gue khatamin saat ke Korea tahun 2013 haha.

Like I said, setelah pengumuman gue langsung cabut ke Taiwan tapi bukan berarti gue lega leha-leha karena semakin dekat hari keberangkatan, gue malah semakin stress. (more on that later)

that feeling when this ticket finally came to my inbox

Tanggal 9 kemarin gue baru dapet tiketnya, ditengah jalan saat lagi naik bis mau ke kedutaan tapi macet bukan main karena hari itu adalah hari banjir Jakarta 2015 hahaha. Finally lega dan bisa announce ke semuanya bahwa I'm leaving in 2 weeks!

Now, I'm trying to wisely spend my last two weeks by hopping from places to places. Sekarang Manado, kemana berikutnya? :D