Monday, May 25, 2015

Dilema sama Nama

Gue beberapa kali dipusingkan dengan nama yang gak masuk standard nama lokal. Tapi gue baru sadar, ternyata masalah gue dengan nama sudah berlangsung sejak lama.

Setidaknya konflik pertama datang ketika masuk SD, dimana gue gak mau dipanggil dengan panggilan rumah dan ganti panggilan jadi 'Alira'. Kemudian semakin lama, nama gue mulai berevolusi seenaknya tanpa disadari. Temen-temen gue pun sejak SMP udah pusing dengan nama gue. Ada yang bilang nama lengkap gue Alira PD, Alira V Dwipayana dan segala rupa. None of them was close enough eh. Akhirnya mungkin karena kebawa-bawa, nama di identitas gue pun ikut twisted. Ini buktinya.

4 versi nama di identitas2 resmi
Ternyata nama di SIM, kartu pelajar SMP, SMA, kuliah gue semuanya berbeda. Yang match sama akte lahir cuma kartu pelajar SMA. God bless my beloved high school.

Gue sendiri gak selalu deliberately memilih penulisan-penulisan nama tersebut. Di SIM, gue inget gue milih sendiri gimana nama gue mau ditulis karena nama lengkap gue kepanjangan. Di kartu pelajar SMP, terpotong dengan sendirinya karena kepanjangan. Di kartu pelajar lokal sini, nama gue diconvert sesuai aturan lokal bahwa nama keluarga ditaro didepan. Sedangkan didaftar nama UGM, gue memang sengaja menulis nama depan, singkatan nama tengah dan nama keluarga. Penulisan nama di UGM inilah yang gue paling seneng, karena masih sesuai dengan nama (lengkap) resmi gue dan sekaligus masuk aturan internasional.

Ada kalanya juga, nama gue main dipotong seenak yang nulis, seperti saat ujian HSK.
ketika harus squeezed
Gue gak punya nama hanzi atau kanji, sedangkan nama asli (kalo disini nyebutnya nama inggris atau 영문) gue kepanjangan. Jadi tiba-tiba di pintu ruang tes, gue menemukan nama gue sudah tersunat dengan sukses, bahkan tanpa spasi diantara kata.

However, perlu diingat, ini bukan komplain atas nama yang terlalu panjang. Gue cukup puas dan sangat bangga dengan nama lengkap gue. Hanya saja kadang gue suka berpikir bahwa kreasi nama siapapun harus lebih diakomodasi. Jangan kasih limit karakter ketika harus tulis nama, apalagi kalau didokumen-dokumen resmi. Disisi lain, biarkan yang punya nama memutuskan bagaimana dia ingin namanya ditulis. Jangan asal potong aja.

Saat ini gue lagi berpikir untuk buat nama Korea yang gak jauh dari nama asli gue dan membuat itu resmi untuk kemudahan dokumen-dokumen disini dan kemudian buat nama cina dengan hanzi biar hidup makin lancar. Tapi kontranya adalah berhubung gue bangga dan cinta banget sama nama asli gue, gue pengennya setiap dokumen dan award tetep ditulis sesuai akta lahir. Sayangnya gak memungkinkan karena simply dianggap terlalu panjang...

It takes a lot to change name. Gue kayanya ga sanggup untuk afford segala urusan yang mungkin bisa sama ribetnya dengan ngurus ganti agama atau ganti jenis kelamin. Sebenernya sekarang semakin mudah buat gue untuk bisa present nama gue sesuai dengan situasi dan kondisi, dengan konsekuensi orang-orang gatau (dan sebenernya gak perlu tau) nama lengkap gue yang resmi itu siapa. I am open to the possibility of changing my official name in the long future tho, tapi tunggu nikah aja kali ya biar gak pusing sekalian macem Nia Ramadhani atau Khloe Kardashian hahaha.


2 comments:

  1. alira sudah bagus ra. jangan diganti ganti.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya cae, keren kan gampang googlenya kalo cari nama gw HAHAHA

      Delete