Anyway, banyak hal dalam trip gue kali ini yang berjalan tidak sesuai rencana. Dimulai dari bagaimana seharusnya gue jalan-jalan berdua sama Tyas, tapi akhirnya sendiri. Mau bitter juga percuma, udah tau dia emang tukang hoax, salah gue yang masih blindly percaya. Lalu flight gue diganti dan sekarang gue akan punya 20 jam transit di Kuwait... Unik kan, terdampar di Kuwait?
Untuk eksekusinya, gue jatuh cinta banget sama Maroko dan sempat cari 1001 cara buat extend stay gue disana. Tapi Tuhan berkata lain dan gue ditunjukkan bahwa gue ga boleh lama-lama disana. Mungkin lain waktu, karena akhirnya gue stick to the plan, yaitu ke Madrid. Ternyata cuaca di Madrid lagi jelek-jeleknya dan selama 3 malam gue disana, hujan hanya berhenti saat gue sampe dan saat gue mau cabut jam 4 pagi. Gue ga bisa ngapa-ngapain, tur gue juga dicancel dan obyek wisata di Madrid rata-rata outdoor. Tapi hikmahnya adalah gue disuruh istirahat karena gue flu berat setelah kena angin gurun tiada henti di Marrakesh. 3 hari puas deh tidur.
accidentally fell in love with Brussels |
Gue mungkin sudah kehilangan kekaguman saat melihat bangunan-bangunan cantik bergaya Eropa. Gue juga cenderung membandingkan satu kota dan lainnya, suka lupa bahwa tiap tempat punya pesonanya masing-masing. Tapi dari trip kali ini gue belajar bahwa baru sedikit sekali belahan dunia yang gue liat dan betapa banyak hal yang bisa gue pelajari dari setiap perjalanan gue.
Brussels dan waffle |
Gue suka mengamati orang dan betapa budaya membedakan sikap setiap orang. Baru saja gue tersentuh sama mas-mas server di tempat fish n chips terkenal di Brussels. Gue cari makan vegetarian, cari kentang, cari apapun hasilnya selalu mengarah ke resto yang sama. Saat gue kepo menunya, ternyata dia punya fish n chips. Random banget, mendadak craving gue ganti jadi fish n chips. Kemudian gue google 'fish n chips Brussels', resultnya hanya satu: BiaMara.
Long story short, gue ke BiaMara dan bener-bener terkesan. Yes makanannya memang enak, tapi dining experience gue jadi 3x lebih menyenangkan karena servernya sangat ramah dan sincere. Gue pikir ini bukan pertama kalinya gue ketemu orang ramah atau helpful. Cuma energi positif dari server yang secara tulus menanyakan dining experience gue, ngajak ngobrol dan menjelaskan menu dengan sabar itu sangat menular. Dia memperlakukan semua orang dengan sama, sembari diselingi jokes dan tentu didasari keramahan dari hati. Pengalaman-pengalaman seperti ini yang gue paling hargai dari setiap perjalanan gue.
Besok gue akan kembali ke Italia. Nyokap gue sekarang udah sadar obsesi gue sama Italia sedalam apa dan udah bertanya, "Nanti kalo ternyata kerjanya dapet di Italia gimana?"
Gue pun senyum dan menjawab, "Oh itu udah dipikirin kok. Jadi sebenernya abis lulus kuliah ...."
No comments:
Post a Comment