Sunday, May 6, 2018

Ikut Organisasi, Penting Gak?

Gue inget gue benci OSIS saat SMP. Benci. Bukan ga suka. MPK juga buat gue sama aja, buang-buang waktu dan effort, apalagi kalo lu sok galak cuma buat nakutin adek kelas. Pandangan gue masih sama diawal SMA, sampe akhirnya gue terpaksa masuk OSIS karena di SMA gue, anak kelas 10 hanya bisa masuk OSIS kalau dipilih wali kelasnya.

Sikap apatis gue dengan organisasi membuat orang tua gue kesal. Mereka berkali-kali bilang pentingnya hidup organisasi karena bisa melatih pergaulan, cara kerja lalala. Gue bukannya ga percaya, tapi gue benci organisasinya, dalam konteks ini OSIS. 

Gue hanya ikut OSIS setahun karena tahun berikutnya gue dikeluarkan. Yes, dikeluarin. Ditendang. Karena gue songong sama petinggi OSISnya HA HA HA. Beberapa tahun kemudian (tepatnya beberapa minggu yang lalu), gue baru sadar sebenernya ini datang karena pandangan gue yang gak percaya dengan hirarki atau tingkatan vertikal (ada atasan, ada bawahan) dalam organisasi. Gue merasa semua orang sama aja, jenis kerjaannya aja yang beda. Ternyata gue pernah cerita juga disini.

Setelah ditendang OSIS, gue tau gue harus cari kualifikasi didaerah lain. Ga mungkin yang pake otak, soalnya gue tergolong biasa aja di SMA gue. Ga mungkin nari jaipong doang, soalnya gue tahu skill gue hanya terlihat bagus diinternal sekolah. Begitu diadu keluar sih... Sangat kurang. Jadi gimana dong? 

Gue pilih jalan untuk tetap aktif di organisasi yang gue percaya cocok buat gue.

Intinya: setelah mencoba OSIS, gue makin percaya ikut organisasi itu banyak faedahnya TAPI lo ga perlu mengorbankan idealisme lu.

Terus gimana dong?

Gue belajar untuk jangan menghakimi sebelom lu nyoba. Lu boleh lah punya persepsi abcd sama suatu organisasi, tapi lu ga akan tau pasti sampe lu beneran ikutan. Ini alasan kenapa gue coba 1001 organisasi atau aktivitas yang bisa gue ikutin. Ga semuanya bagus, ada juga yang rawr banget sampe gue marah-marah sendiri. 

Kalo dicoba, ga cocok, ya keluar. 

Bukan asal ngomong ya tapi. Lo harus memberikan usaha maksimal selama lu ada di organisasi itu. Ketika usaha lu ga dihargai, lu tau bahwa itu tandanya bukan buat lu. Permasalahannya, apa sesederhana itu? Ngga.

Gue bertahan di PPI atau persatuan pelajar Indonesia di Korea meski gue tahu betapa jeleknya organisasi ini. PERPIKA tahun ini membuat gue sangat berapi-api. Tapi gue udah komit 1 tahun dan gue tetap berusaha melihat sisi terangnya. Saat ini, gue merasa ikut PERPIKA merupakan jalan Tuhan buat kelas Leadership dan kelas Organizational Design, karena kepresidenan tahun ini cocok untuk menggambarkan bad leadership.

Ngomong-ngomong, gue adalah tipe manusia yang siap kerja dibelakang layar. Ga perlu pengakuan (recognition) dari publik, tapi harus mendapat motivasi dan pengakuan dari pemimpin gue. Ketika usaha gue ga dihargai, gue cenderung demotivated dan akan trauma. 

Ketika cocok banget, bagaimana? Stay. Ambil pengalaman sebanyak-banyaknya. Usaha semaksimal mungkin. Harus super maksimal. Karena organisasi yang baik akan menghargai effort lu. Organisasi yang baik akan membawa lu ke titik kemajuan (growth) yang tertinggi. Jangan lupa, member yang baik juga akan membawa organisasi tersebut ke titik puncak. Semuanya timbal balik. 

Kalo ga nemu-nemu organisasi yang cocok? Introspeksi. Liat lagi, salahnya dari lu atau orang sekitar lu? Apa lu yang terlalu idealis atau mungkin lu kurang giat nyari? Paling banyaknya adalah komitmen yang rendah. Gue BENCI sama orang yang gak bisa berkomitmen. Tapi komplain kenceng. Oh iya, introspeksi kadang lebih baik dilakukan dengan orang lain. Cari temen atau siapapun yang bisa kasih masukan. Terkadang ada banyak sekali hal yang gak bisa kita liat sendiri, harus ada orang yang memberi tahu.

Emangnya kenapa sih kalo lu ga punya pengalaman organisasi?
Lu bisa dinilai anti sosial atau hidupnya hanya fokus pada pengembangan diri sendiri saja. Gimana dengan kepedulian lu terhadap orang lain? Siapa dan seperti apa pribadi lu diluar sekolah? Taunya dairmana kalau bukan dari pengalaman organisasi lu? 

Kesimpulan: cari pengalaman melalui organisasi itu penting. Tapi jangan korbankan idealisme atau prinsip hanya sekedar untuk sebuah pengalaman. Bawa prinsip baik lu kemanapun lu pergi, tapi jangan anti dengan saran dan masukan. Manfaat organisasi itu bukan diatas kertas, tetapi tercermin dalam sikap lu. Kalo lu ga bisa kerja dengan orang lain, hampir pasti sikap itu akan terus terbawa hingga dunia kerja. Makanya pengalaman organisasi dinilai penting saat melamar kerja, tetapi bukan segalanya. 

No comments:

Post a Comment