Hi from Slovenia!
Gue sudah memulai summer break gue sejak awal Juni dengan trip ke Batu dan Surabaya (unplanned), lalu ke Italia dan Slovenia buat real summer break. Sebagai pegawai full-time perusahaan Italia ‘cabang’ Jakarta, sebenernya sih ga ada konsep summer break. Ini kebiasaan yang gw ambil dan putuskan sendiri, tiap Juni mau cuti panjang. Agenda utamanya klasik, ke Italia buat liburan dan nonton konser.
Kenapa gue bilang klasik? Soalnya ini dah jadi kebiasaan pas tinggal di Korea, ke Italia tiap tahun buat liburan singkat.
Destinasi gue tahun ini bener-bener fresh: Sicilia dan Slovenia
Flashback soal PROSES pemilihan destinasi. Gue beli tiket pesawat untuk ke Italia ini Agustus 2022. Saat itu, syarat gw cuma “tanggal termurah ke Milan PP, yang cover tanggal 15 Juni, lebih pilih berangkat awal bulan”
15 Juni tanggal konser yang gw mau tonton, awal bulan karena… trauma taun lalu kepanasan di Milan kalo akhir Juni. Jadi mau cari cuaca yang lebih adem. Dapetlah tiketnya dengan harga murah (7,8 juta Rupiah PP with SQ). Masih belum tau mau kemana, sampe sekitar bulan Maret 2023. Tiba-tiba inget, “oh iya, gue belum pernah ke Sicilia dan mau banget ke Sicilia.”
Jujur, cuma gitu aja. Gue gatau dan ga riset dulu ada apa sih di Sicilia, sebelom beli tiket domestik. Yang gue tau, makanan Sicilia enak-enak. Gue sukaaaaa banget Arancini (nasi berbentuk bola yang digoreng gitu, rasa klasiknya beef) dan cannoli (dessert bentuk silinder yang diisi ricotta cheese dan pistachio). Udah. Cuma mau makan makanan Sicilia langsung di tempat asalnya.
Barulah berburu tiket dan hotel, ini semua SETELAH gue dapet visa. Bener-bener semendadak itu.
Ada 3 airport di Sicilia, gue gatau gue mau kemana. Kan tujuannya cuma mau makan. Arancini sama cannoli dari Sicilia utara, barat apa timur pun gue ga nemu infonya. Gue pilih bandara yang jadwalnya paling ok dan tiketnya murah aja. Pas planning, paling make sense ke Comiso.
Ternyata penerbangan dari dan ke Comiso dibatalkan, beberapa minggu setelah gue beli tiket.
Yak, mulai lagi riset “anjir kemana nih…”
Disinilah terlihat, gue bukan planner yang detail kalo urusan liburan. Kebanyakan let go, kebanyakan slacking dan pasrah.
Setelah pusing-pusing, akhirnya pilih Catania. Alasannya? Cost & connection ke destinasi selanjutnya (Slovenia). Gue baru tau mau ngapain di Catania 2 malem sebelum berangkat ke Italia.
Kalo alasan ke Slovenia, very easy. I want to meet and hangout with Ridwan. Dia propose kemanapun, gue iyain aja sih. I have traveled often with him, stylenya masuk dan most importantly I do not have to do the planning and all kalo sama Ridwan. He’ll take care of most logistical details. Tapi the challenge here: masuk ke Slovenia itu gak mudah. Airportnya ga punya banyak pilihan connections/flights. Gue harus masuk dari kota tetangga, entah dari Italia utara atau dari Zagreb.
Faktor-faktor logistik ini adalah tantangan utama gue selama liburan. Dulu, gue sangat planner dan perubahan kecil pada rencana liburan bisa bikin gue gila, atau minimal bete 1 hari. Semakin tua, semakin pasrah. Semakin mudah untuk merasa happy. Semakin santai.
4 days in, ada beberapa logistics problem yang bikin capek. Tapi gue merasa lebih santai dan bisa dibawa senyum aja. Saat masalah terbesar terjadi, gue malah senyum terus. Soalnya gue memutuskan untuk fokus sama hal-hal positif seperti kejadiannya bukan malam hari, lebih mudah cari solusi. Lalu gue bisa fork out some money if necessary (mampu, tapi sayang dan gamau). Meskipun gue sendirian, I could reach out to Ridwan and somehow ‘forced’ him to understand the whole picture of the situation, jadi gak merasa harus pusing sendiri. Hal-hal kecil ini mengingatkan gue buat bersyukur dan tetep enjoy.
Next: Not-so-summer Weather
No comments:
Post a Comment