Saturday, September 21, 2024

How I Spent A Very Normal (B)day

Birthday reflection kali ini isinya a normal day yang penuh syukur. Tiap tahun bersyukur. Bosen? Ngga dong. Gue beruntung banget dapet banyak cinta dan diberikan banyak kesempatan untuk bersyukur.

Sekilas flashback...

2023 gue bersyukur karna gue bisa menghabiskan ultah mencari rezeki di hutan, sambil ditemani bestie paling pengertian yang terbang all the way dari negaranya buat gue. It was not a normal day, in fact gue physically capek karna yaa... kerja di hutan. New client, new experience, new challenge. Satisfaction level tetep super high, mostly karena quality time with my bestie yang berlanjut sampe tanggal 24 September.

2022 gue bersyukur bisa birthday dining normal sama temen-temen deket, a luxury given that masih masa pandemi. Ada dua kloter, Bogor dan Korea. Bogornya versi extended karna bawa pasangan dan baby yang masih di perut. Koreanya versi siapa aja asal ada di Jakarta. It reflected my circle at that time. Masih terbayang Korea, karena bahkan cakenya Paris Baguette...

2021 full di rumah dan sangat bersyukur punya bestie yang mau menempuh jarak begitu jauh, lintas kota lintas provinsi, buat dateng ke rumah gue. Saat itu gue lagi demam fencing (afengers), kue gue pun temanya fencing. Effortnya beneran A++ dan itu sangat memorable, karena gue adalah manusia yang sangat melihat intention dan effort.

2021-2023 harus di plan, karena bergantung sama jadwal orang lain. 2024 ini zero plan. I wanted to spend it like a normal day. Jadi gue berencana ikut schedule yang rutin. Sabtu pagi nari di Bulungan, abis itu pulang dan makan sama ortu gue. My wish came true, it was a very normal day, my bro was off somewhere, my dad wasn't around till the evening karna masing-masing punya schedule sendiri. I like this normality.


But then the people who love me tetep punya cara masing-masing untuk memberikan memori indah di tahun ini.

I woke up early. Ry-Ann called. A boss from my previous company picked me up at home for dance class di Jakarta. Jarak Jakarta-Bogor ini effort ya, butuh waktu, tenaga dan financial. Then as we were having breakfast, another colleague from my prev company came with her fam plus a cake. Ini hari Sabtu. You don't show up for a random colleague on your off day. They put effort, they sacrificed money and time to show up for me. To me, they are now my lifelong friends. Bukan boss atau colleague lagi.

Gue lanjut jaipongan sama Ci Metta. Ci Metta is a constant person in my life, since 2011. Jaipongan juga a constant routine, dari tahun yang sama. So it was a happy normal day, filled with a routine that I truly love. Ci Metta manusia terkreatif yang gue kenal udah siapin vegan cake, lilin, dan korek api. 

Kita jalan kaki buat makan bakmi vegan, lalu ke Lawson untuk makan cake. Setelah itu, kita cari rute untuk pulang naik transjakarta, tanpa google map, karena kita orang Bogor yang hidup bergantung sama angkot dan mode transportasi umum lainnya. Gue lanjut ke stasiun buat menuju ke Bogor, dengan menenteng dua box kue.

Ada lagi kue-kue yang belum terfoto, karena dikirim ke Jakarta. I truly hope I can control myself karena gue udah sugar rush dari awal periode makan mooncake.

Sampe rumah, nothing special. My mom and I waited for my dad, then we went to our usual shopping mall. We had dinner with Mbak, eating a normal dish - bukan something crazy nor fancy. We went back home to eat cake that my mom bought. My mom si paling extra siapin dua jenis cake dari dua brand berbeda (brands that I love), tapi she doesn't want to eat it. She just likes the celebration muahaha.

I said to her gue mau potong kue yang doi mau makan.

She chose the vegan caramel cake bertuliskan pesan seperti ke boss PNS. She is mindful that I might want to share it with Metta, jadi she bought the vegan one. Tapi sebenernya gue emang genuinely suka vegan food sih. 

So that was it. A normal day filled with cakes, foods, blessings and happiness.

I received gifts too. I know how hard it is to choose for gifts. Ada banyak step dari proses mikir, proses pilih, proses beli dan proses kasih. Keywordnya effort dan niat. Hasil atau barangnya bahkan bukan jadi perhatian utama gue. Fokus gue adalah rasa terimakasih yang sangat besar ada banyak orang yang mau berbagi waktu, uang dan tenaganya buat gue.

To the people who showed their love for me today, or on any other day, terima kasih. Semoga cintanya dibalas berkali-kali lipat.

To the people who intentionally spent their time to make me happy, terima kasih. Semoga hari-harinya juga selalu penuh makna dan kebahagiaan.

I love you, you know who you are.

No comments:

Post a Comment