Tahun ini adalah tahun kelima gue berkarir. Gue mulai first job gue dibulan September 2019 di Korea. Ga mudah dan kaget juga tau-tau udah sampe sini. Gue back for good ke Indonesia akhir Des 2020. Ga ada penyesalan, gue ambil keputusan dengan sadar, dengan keyakinan bahwa gue mengambil pilihan terbaik untuk saat itu. 2024, gue kembali ke Korea untuk kerja, seperti yang gue ceritakan di post ini.
Kembali bergelut di korporat Korea bukan mimpi atau rencana gue. But here I am. Mengambil keputusan yang gue yakini terbaik saat ini. Gue pindah kerja. Ini diluar rencana.
Tahun 2024 gue berencana pindah ke luar negeri untuk kerja atau untuk S2. Alasan dan tujuannya sudah gue ceritakan, tapi ternyata gue gak dapet funding atau opportunity yang pas. Gue patah hati bukan karena gajadi S2. Gue gak terlalu suka balik ke dunia akademis kok. Gue lebih suka berkarir. Tapi gue merasa butuh, jadi merasa harus S2 tahun ini sebelum gue terlalu dalam di project management. Gue patah hati karena artinya gue harus melanjutkan hidup sebagai project manager medioker yang gatau pasti projek yang gue manage. Gue stress banget membayangkan gue harus mengerjakan projek-projek yang udah gue lirik dengan setengah hati.
Iya, ternyata gue ga bahagia di kantor, meskipun kantor gue ideal. Gue bahagia ke kantor bukan buat melakukan pekerjaan utama gue, tapi buat belajar dan bersosialisasi. Kalo masih pelajar sih gapapa, malah bagus banget. Ini kan gue dibayar dan dinilai untuk berkontribusi.di pekerjaan utama. Bukan di ekskul atau di kerjaan orang lain Gue udah bikin plan A-F, semuanya belum bisa diwujudkan. Ada sih plan stay aja di kantor dan pekerjaan yang lama, tapi gue sayang sama diri sendiri dan merasa bersalah sama kantor.
Tanpa gue cari dan tanpa gue usaha, gue dihubungi headhunter untuk perusahaan Korea. Posisi yang ditawarkan ga jelas. Intinya mau Korean speaker dan punya budget untuk hire gue. Gue bilang gue tertariknya strategy atau finance. Gue ga lagi cari pekerjaan yang kasih penawaran tertinggi. Gue lagi ada dititik gue mau switch role. Kalo cuma butuh good number, udah dari lama gue tinggalin company gue buat jadi translator di bank Korea...
Gue interview pertama sebelum lebaran untuk posisi Corporate Development. I have no idea itu apaan, dibayangan gue cuma one step closer menuju strategic planning. Ada dua orang boss, satu calon user yang tes kemampuan Bahasa Korea gue, satu lagi katanya head of HR yang interview gue pake Bahasa Inggris karena mau ngetes. Interviewnya singkat dan aneh, cuma komentarin Bahasa Korea gue. Bahasa Korea gue melebihi ekspetasi user. Mmmm ya itu sih harusnya tertulis di CV gue ya?
Pas gue di Taiwan, gue ditelpon sama headhunternya. Gue ditawari posisi lain, oleh user yang berperan jadi English speaker di saat interview. Ini user yang ngaku satu fakultas dan satu univ sama gue, dalam Bahasa Korea disebut sunbae. Katanya user ini udah yakin sama gue, cuma butuh tau alasan real gue mau pindah kerja? Untuk posisinya, gue lebih suka. Gue ditawari posisi Financial Planning & Analysis. Ini dream job gue. Gue mau berkarir ke arah sini setelah S2. Kalo 2024 ya belum pede, kan ga punya background, cuma punya minat.
Interview kedua ini cuma sama 1 user. Serem juga karena katanya mau tes excel. Gue buta excel. Gue ga minat banget, tapi karena gue lagi patah hati, why not. Ternyata usernya telat lebih dari 15 menit. Dia ga punya waktu buat tes excel gue. Gue sampaikan terus terang apa yang gue mau, goal gue, dan aspirasi gue. Dia langsung bilang welcome...
Semudah itu.
Gaji yang ditawarkan masih ok, ga jauh dari ekspetasi gue. Segampang itu?
Saking takutnya karena gampang, gue samperin user gue ke Singapore, berhubung dia tinggal disana. Gue mau ngobrol sebelom gue bener-bener meninggalkan company gue. Lu kenapa rekrut gue? Lu ekspetasinya apa dari gue?
Jujur, ekspetasinya grand. Semua diluar kemampuan gue. Gue gak punya skill teknis yang dia mau. Tapi dia merasa gue bisa dilatih dan mau kasih gue kesempatan. Gue takut, tapi gue gak kepikiran untuk mundur. Ini pekerjaan yang gue mau, pekerjaan yang gue incar setelah S2. Sekarang tawarannya datang, sesuai dengan doa gue, masa gue tolak? Masa gue lari dari jawaban atas doa gue?
Oh for context, gue berdoa dimudahkan jalan untuk berprogres dalam karir, dan bentuk usaha gue adalah gue coba daftar S2 sana-sini dibidang finance dengan full berserah, gue percaya tempat terbaik yang disiapkan Tuhan. Gue ga punya pilihan atau keharusan kuliah dimana, gue percaya gue cuma harus usaha terbaik, nanti yang paling pas buat gue akan muncul sendiri. Tempat terbaik ini gue harapkan bisa mengantarkan gue ke role finance.
Dikabulkan. Bedanya bukan lewat sekolah atau universitas.
Gue kuliah pun akan sama menyeramkan, karena ini bidang baru buat gue. Apa bedanya sama pindah kerja ke lahan baru yang asing?
Nyokap gue sempet menyarankan kalo belom yakin, jangan resign dulu. I confidently said: gak make sense kalo gue lari dari mimpi gue saat gue diberikan kesempatan. So I decided to say yes before knowing how, like how I always do.
Assignment pertama ternyata langsung disuruh dinas ke Korea. Oh wow ada ya perusahaan Korea di Indonesia yang mau modalin new joiners dinas ke Korea? Gue kaget. Image gue selama ini sangat negatif, gue sering ditawari pekerjaan yang gajinya dibawah gaji gue, karena katanya gaji gue ketinggian buat umur gue? Belum lagi konsep palugada, ga punya spesialisasi?
Di perusahaan baru ini semua... NORMAL. Standar gue rendah banget untuk perusahaan Korea.
Orangnya chill, ga rude, mau memahami gue yang bego gatau excel padahal kerja pake excel. Ada banyak perasaan positif dan terpaan rasa syukur. Gue gak pernah minta jalan ini, gue gak kepikiran jalan ini, tapi Tuhan kasih gue jalan yang lebih baik dari keinginan gue. Ini bener-bener Plan Z yang ga terlintas sama sekali, bisa loh ternyata gue pindah kerja ke role yang gue mau tanpa harus turun gaji dan harus S2 dulu?
Gue baru sebulan plus di kantor baru. Tiap hari gue ingetin diri sendiri bahwa boss gue, user yang percaya sama gue itu, bertaruh besar untuk hire gue tanpa skill yang memadai. Gue juga selalu berusaha mengingat bahwa I wanted to be here. Jadi tiap hari gue ngantor dengan semangat dan penuh syukur, karena ini yang gue mau dan gue minta.
So here I am. Embarking on a new journey. Gue gatau endnya seperti apa, tapi gue berjanji untuk mengingat selalu rasa syukur atas jawaban Tuhan untuk doa gue.
No comments:
Post a Comment